Peran Solutif (Puitisi ke Aksi) Kader Muda PKPT Melalui Semangat 3B di Era Revolusi Industri 4.0

 

Oleh : Siti Fatimatuz Zahrok

Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT), adalah sebuah nama baru yang banyak dibincangkan dikalangana mahasiswa. PKPT merupakan nama kepengurusan organisasi IPNU IPPNU yang berlingkup di Perguruan Tinggi yang berasaskan ASWAJA ( Ahlus Sunnah Wal jama’ah). Sejatinya PKPT bukanlah sebuah organisasi melainkan tingkat kepengurusan dibawah Pimpinan Cabang IPNU dan IPPNU yang berada di kampus, setara dengan Pimpinan Anak Cabang yang menaungi sekecamatan. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah organisasi pelajar yang berada dibawah naungan jam‟iyyah Nahdlatul Ulama (NU), dalam sisi ini IPNU IPPNU merupakan tempat berhimpun , wadah berkomunikasi, aktualisasi, dan kaderisasi pelajar NU.

IPNU dan IPPNU lahir bukan tanpa tujuan, bukan tanpa visi, juga bukan tanpa cita-cita. IPNU dan IPPNU lahir dengan tujuan yang pasti, visi dan misi yang jelas, prinsip yang jelas, dan cita-cita yang mulia. Dengan banyaknya peran IPNU dan IPPNU yang harus dijalankan di dalam meredam anarkisme pelajar seperti tawuran, perkelahian, bentrokan, demonstrasi yang anarkis, maka IPNU dan IPPNU harus memiliki jaringan yang luas demi terlaksanaknya peran tersebut.

Dalam hal tersebut, maka IPNU mempunyai visi “ terbentuknya pelajar-pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syar‟at Islam menurut faham ahlussunah wal jamaah yang berlandaskan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945” Untuk mengembankan daripada visi tersebut maka para kader muda harus mempunyai spirit yang kuat dan jelas demi terbentunya visi yang diinginkan.

Para kader muda khususnya diperguruan tinggi, mempunyai motto “Belajar, Berjuang, Bertakwa). Motto tersebut dijadikan sebagai semangat juang para kader muda untuk melakukan peran aksi solutif yang harus dibuktikan dengan aksi.

Jika difahami lebih dalam kajiannya motto belajar, berjuang, dan bertakwa memiliki sebuah pemahaman yang dalam. Motto tersebut dijadikan pedoman pelajar NU dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kader muda untuk meneruskan perjuangan para ulama. Maka tidak baik jika kader NU tidak memahami arti dari sebuah motto tersebut.

Yang pertama belajar, Seorang kader NU harus membekali dirinya dengan kata belajar. Secara umum belajar tepat diposisikan yang pertama. Kenapa bukan berjuang dulu? karena jika dipikir secara rasional berjuang tanpa belajar dulu itu hal yang percuma.“Uthlubul Ilma Walau Bainaka Wabainahu Bahrun Minannar” Tuntutlah ilmu walau diantaramu dan antara ilmu terdapat lautan api, Jika dilihat konteksnya secara umum hadis tersebut mempertegas seseorang hendaknya semangat dalam belajar meskipun banyak tantangannya. Namun disini membahas cara belajar didalam organisai IPNU IPPNU untuk mencapai kader yang sesuai dengan harapan NU.

Yang kedua Kader NU dibekali dengan kata berjuang, didalam organisasi terdiri dari banyak anggota yang memiliki karakter yang berbeda untuk mempersatukan semua maka dibentuk satu visi yang sama. Dalam berjuang setiap kader tentunya harus menerima berbagai masalah baik internal ( pengurus dan anggota) maupun eksternal (Kelompok radikal atau permasalahan bangsa negara). Untuk menjaga kader agar selalu berada pada posisi perjuangan sangat sulit. Harus dengan etika yang baik, cerdas, sabar dan tawakal dalam menjaga dan merawat kader.

Terakhir bertakwa, dalam jiwa seorang kader juga harus menanamkan sifat seorang yang bertakwa, bertakwa berarti menaati semua perintah Allah dan juga menjauhi segala sesuatu yang dilarang. Jadi seseorang juga harus mengingat batasan-batasannya mengenai sesuatu yang dilakukan dan harus sesuai dengan yan diperintahkan.

PKPT memiliki peran sebagai wadah untuk mengembangkan karakter dan untuk melanjutkan perjuangan ulama’ nahdliyin (NU) yang berlandaskan ajaran Aswaja (Ahlu sunnah wal jama’ah) serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai yang dicita-citakan oleh para pendahulu NU. Kader-kader NU yang tergabung di dalamnya adalah para pelajar (kaum pembelajar), yaitu berusia mulai dari 13-27 tahun atau bisa dikatakan pada usia-usia remaja. 

Adapun dampak-dampak yang bisa ditimbulkan dengan mengikuti PKPT:

1. Pelopor generasi kader muda beragama

Adapun dampak positif untuk kader muda yaitu sebagai pelopor/penggerak generasi muda lainnya untuk beragama dan menjalankan syari’at agama Islam. Hal itu ditunjukkan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat rohani.

2. Pelopor generasi NKRI

Dampak yang bisa diberikan dari PKPT adalah untuk membumingkan dan menyemarakkan semangat NKRI bagi generasi muda. Di tengah-tengah krisis ideologis PKPT hadir mengajak siapapun untuk mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlandaskan Pancasila. Hal itu direalisasikan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, selalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon

3. Menjadi seorang yang berakhlak

Setiap anggotanya diajarkan untuk memiliki akhlak yang baik. Nilai-nilai yang ditanamkan diantaranya adalah sopan santun, saling menghormati, menghargai, sopan dalam berbicara maupun bertindak. Sehingga akan dapat dirasakan bahwa, pemuda-pemudi yang tergabung di PKPT akan lebih berakhlak dari pada yang belum bergabung

Di era seperti ini PKPT juga bisa hadir untuk membuat contoh aksi bagi para generasi muda lain untuk terus bisa berkarya dimanapun dan kapanpun sesuai dengan perubahan zaman. Meskipun banyak tantangan dan resiko yang harus dijalani.

Artikel Terkait

Posting Komentar