Oleh Ali Mursyid Azisi
(Lahir di,Banyuwangi, aktif di PKPT IPNU UIN Sunan Ampel Surabaya,
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya)
Peran seorang
pelajar atau akademisi dalam bermedia sosial sangat diharapkan memberikan
dampak positif. Beragam peran yang bisa dimasuki oleh kaum terpelajar di
jejaring media sosial, mulai dari persoalan ekonomi, politik, sosial-budaya,
pembangunan, bahkan agama, semua membutuhkan sosok yang memiliki kontribusi
besar dan positif di sosial media.
Dari persoalan
ekonomi, kaum terpelajar muslim diharapkan mampu menjadi salah satu tokoh
panutan yang mampu membangun siklus perekonomian di media sosial/menggunakan
media digital marketing, mengembangkan skil entrepreneur, dan lainnya. Begitupun
bidang lainnya, terutama menyoal tentang agama yang rawan dipersoalkan saat ini
di media sosial. Pelajar/kader NU dengan kualitas keilmuannya yang baik
diharapkan bisa menjadi penengah di tengah maraknya saling serang/konflik
keagamaan berbasis virtual.
Sosial media
merupakan sarana untuk saling bertukar informasi dan komunikasi. Strategi yang
bisa diterapkan dalam menebar hal positif bisa menggunakan beberapa media
aplikasi diantaranya Instagram, Facebook, Youtube dan media lainnya. Dilihat
dari segi strategisnya memang aplikasi-aplikasi tersebut kini tengah
digandrungi pemuda-pemudi/pelajar di berbagai belahan dunia. Oleh karenanya sangat
perlu konten-konten yang manfaat dibandingkan yang realitasnya kini masih
dominan di isi dengan hal yang tidak terlalu penting atau sebatas hiburan.
Tidak cukup sampai
di situ, dalam mengendalikan media sosial pun ada beberapa etika yang sangat
perlu dipahami dan diterapkan secara seksama. Dalam hasil riset Tuty Mutiah
yang bertajuk Etika Komunikasi Dalam Bermedia Sosial, bahwa etika
memberikan orientasi dari diri seseorang bagaimana ia bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-harinya. Hal yang perlu diperhatikan pertama yaitu sopan
santun, menghargai orang lain, bertata krama. Jika dalam praktiknya seseorang
santun dalam bermedia sosial maka dampaknya pun baik di lingkungan skala kecil
maupun besar akan baik oleh pengguna media sosial lain.
Hal lain yang pelu
diperhatikan yakni penyampaian bahasa yang tepat tanpa mengandung unsur sara,
deskriminasi, dan hal negative lainnya. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan
sopan, maka pesan yang ingin kita sampaikan di sosial media mudah diterima dan
jauh dari konflik.
Selanjutnya,
hindari keikutsertaan menyebar informasi/berita hoax baik dalam bentuk
tulisan maupun audio visual di berbagai aplikasi online. Selektif dalam
menerima maupun menulis informasi yang tidak benar/menyebar berita bohong
merupakan hal yang dilarang dalam ajaran Islam maupun agama lainnya.
Terakhir, hindari
unsur sara, provokasi, dekskriminasi terhadap suatu hal maupun golongan
tertentu, terlebih masalah agama yang rentan menjadi sasaran perbincangan
public sehinga meresahkan ummat beragama. Oleh karenanya, sebagai kader
Nahdlatul Ulama maupun generasi muslim lainnya sangat dianjurkan untuk
menghindari hal tersebut.
Perihal di atas
mengenai peran dan etika pelajar dalam mengendalikan media sosial setidaknya
menjadi patokan bagi siapapun dalam bermedia sosial. Dengan mengoperasikan
secara bijak, maka arus informasi yang beredar pun banyak hal-hal positif yang
bisa dijadikan sarana edukasi via virtual di era digital saat ini. Al-Qur’an
pun juga menegaskan untuk senantiasa berbuat ma’ruf dalam
mengimplementasikan ruh berislam:
مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا
ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا
يُظْلَمُوْنَ
“Barangsiapa berbuat kebaikan
mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.” (QS.
al-An'am ayat 160).
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ
اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ
“Jika kamu
berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu
sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk
dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra' ayat 7).
Begitu
pula jika dikaitkan dengan upaya mengendalikan media sosial di era digital saat
ini harus dengan hal kebaikan dan kemanfaatan. Dan masih ada beberapa ayat lain
yang menganjurkan untuk berbuat kebaikan dan penuh cinta kasih di Al-Qur’an.
Posting Komentar
Posting Komentar