Berdirinya Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) IPNU IPPNU di lingkungan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tidak lepas dari berbagai aspek
yang melatarbelakanginya, baik dari aspek ideologis, pendidikan, sosiologis,
budaya dan aktivitas atau pelaksanaan nilai-nilai paham Aswaja.
Ditinjau dari aspek ideologis, Mahasiswa UIN Sunan Ampel mayoritas
berhaluan Ahlusunah wal jamaah sehingga untuk melestarikan paham diperlukan
kader-kader penerus yang nantinya mampu mengoordinasikan, mengamalkan dan
mempertahankan paham tersebut dalam kehidupan di lingkungan kampus, khususnya.
Dan pada akhirnya meluas hingga ke kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Paham tersebut di era saat ini disadari atau tidak mengalami
penurunan drastis dan berangsur-angsur menghilang.
Aspek pendidikan juga sangat berpengaruh yakni adanya keinginan untuk
menjembatani kesenjangan antara pelajar, mahasiswa di lingkungan kampus dan
sekitarnya. Sedangkan dilihat dari aspek sosioligisnya, yaitu adanya persamaan
tujuan, kesadaran dan keikhlasan akan pentingnya suatu wadah pembinaan bagi
generasi penerus para ulama dan penerus perjuangan bangsa yang ada di
lingkungan kampus dan sekitarnya. Adapun aspek budaya juga turut memberikan
motivasi berdirinya PK PK IPNU-IPPNU di lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Pasalnya, budaya dan kebudayaan adat ketimuran yang mulai berangsur-angsur
menghilang dan hal itu tercermin dilingkungan kampus.
Munculnya PK PT IPNU-IPPNU UIN Sunan Ampel Surabaya bermula dari adanya
diskusi panjang mulai tahun 1998-2002 dari para kader NU yang ada di dalam
maupun yang ada di sekitar kampus. Mereka merasakan adanya kesenjangan
pengkaderan NU di tataran mahasiswa karena tidak adanya wadah yang sevara
structural maupun secara kultural yang mewadahi warga NU di perguruan tinggi.
Pada puncaknya sekitar tahun 2002 gagasan untuk menyatukan langkah dan nama
perkumpulan n tersebut diusulkan dari hasil diskusi dengan pihak-pihak mulai
dari dosen, mahasiswa dan elemen muda NU dalam beberapa kali pertemuan di
masjid Ulul Albab dan hasilnya mereka menyatukan tekad untuk membentuk PK PT
IPNU-IPPNU UIN Sunan Ampel Surabaya, kemudian menunjuk pimpinan rapat pada
tanggal 3 November 2002.
Dalam rapat tersebut secara mufakat dilahirkanlah secara resmi PK PT
IPNU IPPNU UIN Sunan Ampel Surabaya dan rekan Zainul Abidin (Fakultas Syari’ah)
serta Miftahul Hasanah (Fakultas Adab) terpilih menjadi ketua IPNU–IPPNU
periode pertama. Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi UIN Sunan Ampel Surabaya
merupakan komisariat IPNU-IPPNU pertama di lngkungan IAIN dan sampai sekarang
menjadi parameter bagi IPNU-IPPNU di perguruan tinggi lainya.
Sejarah mencatat kehadiran PK PT IPNU-IPPNU UIN Sunan Ampel Surabaya
telah mampu menyeimbangkan pengembangan potensi intelektual dan potensi
spiritual individu anggotanya yang tercermin dari identitas dua kelompok besar
yang menjadi basis lonstituenya, sebut pelajar dan santri. Dalam perkembanganya
PK PT IPNU-IPPNU UIN Sunan Ampel Surabaya telah berhasil melahirkan kader-kader
intelektual yang kritis dalam menyikapi realitas social yang sedang berlangsung
dan yang terjadi di sekitarnya. (pers/pkpt)
terus berkarya rékan rekanita PKPT UINSA
BalasHapus